Untuk Teresha,
Dalam hancurnya hati aku berdiri
Menyaksikan punggungmu yang semakin menjauh hilang
Meninggalkan jejak langkah yang tak semestinya lagi aku lacak
Disaat kita percaya dengan masa depan
Keyakinan meragukan kita untuk selalu bersatu
Bagaimana mungkin pertanyaan tentang ketidakadilan melagu merdu
Padahal mereka tahu bayangan kita terekat dalam pelukan
Sementara aku berusaha merelakan kepergianmu
Air mata mengantarkan kepulanganmu ke dekapannya
Kita yang tak pernah paham dengan rencana takdir
Kemudian tergagap dengan kenyataan yang menghalang di pelupuk mata
Aku tak mampu mempertahankanmu
Karena sebuah alasan takkan pernah cukup untuk melawan banyaknya ketidaksetujuan
Seandainya saja garis nasib bisa kugoreskan di tanganmu
Akan kuikat simpul berupa genggaman yang menyempurnakan kisah
Tentang cinta yang gugur di musim semi
Waktu tak akan menukar keputusan sebagai penyesalan
Salam,
@AriOtnaigus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar