Jumat, 21 Juni 2013

Ceritaku Tentang #SemestaSebelumDunia ~ Fahd Djibran

Semesta Sebelum Dunia. Sebuah buku karya Fahd Djibran yang merupakan repackage dari buku Rahim. Buku yang disebut sebagai buku dongeng, namun bukan dongeng pengantar tidur. Ini adalah dongeng tentang alam rahim, dongeng kehidupan yang sarat makna.

Sejauh ini, buku ini adalah buku yang menghabiskan waktu paling lama untuk kuselesaikan membacanya. Bukan ceritanya yang membosankan. Ini lebih karena novel ini sangat menguras emosi. Sehingga aku harus mempause membaca buku ini di beberapa bagian sampai aku benar-benar siap untuk melanjutkannya.

Setelah selesai membaca buku ini sekitar satu minggu yang lalu, aku ingin membuat sebuah catatan kecil untuk buku ini. Tapi karena satu dan banyak hal, baru kali ini aku dapat menuliskannya. Benar kata Fahd, "Sesuatu yang kau tunda akan menggumpalkan kekuatan untuk memburumu tanpa ampun!" Aku seperti dikejar hutang pada diriku sendiri untuk segera membuat catatan ini. Mungkin ini bukan sesuatu yang 'wah', namun jika aku boleh bergabung dan menyebut diriku sebagai "Pengabar Berita dari Alam Rahim" , ini adalah salah satu cara sederhanaku sebagai Satuan Tugas Pengembalian Kepercayaan dan Sakralitas Alam Rahim untuk menarik lebih banyak lagi orang untuk mengetahui dan menyadari sepenuhnya apa yang terjadi di Alam Rahim, selama proses pertumbuhan mereka disana sebelum mereka terlahir ke Alam Dunia.

Kutipan awal cerita:
Selalu ada cerita yang menyertai janin yang tumbuh di dalam rahim seorang perempuan. Rahim, dari sedikit sekali uraian ilmiah tentangnya, sesungguhnya adalah sebuah misteri yang amat besar. Semesta yang seolah-olah memiliki kehidupannya sendiri.

Dakka Madakka, seorang pria misterius berkulit gelap dengan postur yang agak pendek, yang memperkenalkan dirinya sebagai "seorang Pengabar Berita dari Alam Rahim". Dia menceritakan kehidupan kita selama kurang lebih sembilan bulan di alam rahim. Katanya, satu detik di alam rahim sama dengan satu menit di alam dunia. Selama disana kita bertemu dengan Kucing yang Bisa Berbicara, Ikan Mas yang Bekerja Sebagai Koki, Amadeus, Aynu si Gadis Buta Penunjuk Jalan, Profesor Waktu, Nenek Olav, Mahavatara dan masih banyak lagi. Mereka memberikan nasehat-nasehat yang sangat berguna untuk bekal hidup di dunia.

Buku dongeng. Yah seperti namanya, meski banyak karakter-karakter yang sulit diterima dengan logika, namun pesan yang terkandung dalam buku ini luar biasa. Penting. Sangat Penting. Apalagi di zaman sekarang dimana banyak anak-anak yang melukai perasaan orang tuanya, para calon orang tua yang menggugurkan kandungan mereka dan sex bebas oleh pasangan muda yang belum menikah. Bagi yang sulit untuk menerima hal-hal yang tak masuk akal, buku ini juga menjelaskan perkembangan janin secara ilmiah dengan menggunakan istilah-istilah kedokteran.

Aku tak mampu membendung air mataku ketika membaca bab Ibu, Ayah dan surat dari bayi korban aborsi untuk mamanya. Entahlah, aku selalu cengeng setiap mendengar cerita tentang ayah, ibu dan rumah. Tentang aborsi, aku sangat tercengang dan rasanya ingin menolak fakta bahwa kasus aborsi setiap tahunnya sekitar 42 juta atau sekitar 115.000 peristiwa aborsi setiap harinya di seluruh dunia. Dan ini terus mengalami peningkatan. Angka yang sungguh fantastis mengerikan jika dibandingkan dengan jumlah korban yang meninggal  di Perang Vietnam, Perang Korea dan Perang Dunia pertama dan kedua yang seluruh korbannya hanya sekitar 1,2 juta jiwa.

Entah gaya hidup yang bagaimana yang diikuti oleh anak-anak muda sekarang hingga sex bebas sudah dianggap biasa saja. Entah apa yang terjadi dengan remaja-remaja putri sekarang hingga mereka tak menjaga kesucian rahim mereka. Harusnya mereka tahu bahwa Rahim adalah nama lain dari Raja Semesta. Bahkan belum lama ini aku mendengar berita dari televisi yang menyebutkan bahwa seorang remaja putri yang masih berstatus sebagai pelajar SMP sudah menjadi mucikari, menjual kesucian teman-temannya. Alasan apapun yang disampaikan, hal ini sudah sangat memprihatinkan. Sudah separah inikah moral manusia?

Dan untuk sosok Mahavatara di buku ini, aku membayangkan bahwa beliau adalah Rasulullah Muhammad SAW yang begitu berkharisma, selalu mengajarkan kebaikan dan mengingatkan untuk menjauhi keburukan, dan tentu saja kehadirannya selalu dirindukan oleh semua orang.

MATIKAN MATAMU, NYALAKAN HATIMU. Tak semua jalan yang terlihat akan membawamu pada jalan yang benar. Kadang jalan yang benar adalah jalan yang tak terlihat oleh matamu. Jangan biarkan matamu yang memutuskan ke mana kau akan pergi, biarkanlah hatimu yang memutuskan ke mana kau ingin pergi. Penampakan adalah kilasan dari yang tidak jelas. (kutipan dari halaman 118) Barangkali itulah pesan yang sangat penting untuk menjalani kehidupan di dunia ini. Masih banyak pesan penting di buku ini yang sangat sayang untuk tak kau ketahui.

Seperti buku-buku Fahd lainnya, buku ini sangat bermakna. Ada hal-hal yang dalam dan serius yang ingin disampaikannya. Hanya saja, aku sedikit terganggu dengan repetisi-repetisi seperti Tuan Bayi yang Botak, Tuan Kucing yang Bisa Berbicara dan Ikan Mas yang Bekerja Sebagai Koki. Namun diluar itu semua, buku setebal 241 halaman ini telah mengajarkan untuk menghargai, menjaga serta mensyukuri apa yang telah diberikan oleh Hidup.

Setidaknya itulah yang mampu aku bagikan setelah membaca novel ini. Terima Kasih. :)



Salam,

@AriOtnaigus

Selasa, 11 Juni 2013

Sajak Sepiku

SAJAK SEPIKU


Kurangkul malam kemudian gelap
Kupeluk sunyi
Lalu bersua dingin
Memecah sendiri dengan tawa
Terbahak
Untuk tangis yang sesak

Menitip rindu pada merpati
Mengharap asa pada mentari
Kupejam mata
Kubentangkan rasa
Mencari suara tentang cinta 
Berteriak
Bersorak
Mengutus langkah menuju lelah

Menatap
Mendekap
Erat
Hingga kosong yang kujerat
Hampa yang kutangkap

Terkurung
Terkepung
Oleh murung
Dalam sempit yang menjerit

Letih aku berdiri sendiri
Tanpa arti
Bosan aku berputar-putar
Tanpa sadar
Tak kudapat hingar
Tak kutemui bingar
Hanya air mata mendidih
Pedih

Gelak tawa
Senyum ceria
Ramai canda
Sapalah nafasku
Ketuklah pintuku
Singgahlah ke istanaku
Walau sesaat
Sebentar
Cukup



@AriOtnaigus :)