Selasa, 12 November 2013

1

Satu tahun yang lalu, di sebuah kamar kos dan laptop milik teman aku memulai bercerita pada Tuhan melalui ruang ini. Alhamdulillah, di usianya yang satu tahun ini aku sudah bisa menuliskan ceritaku menggunakan laptop milik sendiri. Barang yang kubeli dengan mengumpulkan rupiah demi rupiah hasil dari usahaku yang menguras tenaga dan keringat. Barang kedua setelah sepeda motor yang bisa kumiliki dari manfaat menabung, menyisihkan sisa uang gajian per bulan setelah digunakan untuk makan dan biaya hidup lainnya.

Tujuan mencorat-coret ruang ini adalah untuk menyalurkan hobi menulisku sekaligus media curhat. Menumpahkan perasaan di hati yang akhirnya keluar menjadi tulisan-tulisan yang aneh, konyol dan tak terlalu penting. Tak pernah kusangka sebelumnya bahwa ruang ini sudah dibuka (semoga dibaca) lebih dari empat ribu lima ratus kali. Angka yang sangat besar untuk ukuranku. Cerita yang paling banyak dibuka adalah #Bondanf2b dan Kabar Kevakumannya, sudah lebih dari seribu seratus kali dibuka. Kemudian di bawahnya ada Ceritaku Tentang #NovelTakSempurna yang sudah tujuh ratus sekian kali dibuka. Tentu saja angka sebesar itu karena pernah di retweet di akun twitter orang-orang yang bersangkutan yang aku "paksa" untuk mau melirik tulisanku. Terima kasihku untuk Bondan Prakoso, Fahd Djibran, Santoz Ariego, Alexander Thian dan Bernard Batubara yang telah mengikhlaskan waktunya untuk menengok ruang cerita ini dan membantu menyebarkannya yang secara tidak langsung telah memperkenalkan ruangan ini pada lebih banyak orang. Terima kasih pula untuk orang-orang yang telah meluangkan waktunya untuk berkunjung (sengaja atau karena tersesat) ke ruang ceritaku. Terima kasih atas kerelaan kalian semua.

Aku akan terus mengotori ruang ceritaku ini dengan sampah-sampah otak dan hati yang sudah tak tertampung lagi di kepala dan jiwa. Disinilah tempatku untuk meledakkannya. Bagiku menulis adalah waktu untukku bisa membalas dendam pada hidup, kesempatanku untuk menjadi dalang ketika aku merasa cukup lelah selalu menjadi wayang dari Sang Maha Dalang. Walaupun aku tahu, tak pernah mudah untuk menjaga konsistensi dalam menulis. Tapi aku akan terus berusaha. Mungkin ini janjiku pada diriku sendiri.


Salam,
Ari