Rabu, 12 Februari 2014

Serunya Nonton Superliga Badminton 2014 di DBL Arena

Awal tahu kalau Djarum Superliga Badminton 2014 akan diadakan di Surabaya, aku sangat antusias dan bertekad harus bisa nonton langsung di DBL. Alasan utama untuk hadir langsung di DBL adalah melihat langsung permainan Angga Pratama, Suci Rizki Andini dan Tiara Rosalia Nuraidah, apalagi Suci dan Tiara sudah 'resmi' berpasangan lagi. Sehingga sejak awal aku mendukung tim Jaya Raya Jakarta untuk putra dan Mutiara Cardinal Bandung untuk tim putri. Pengennya bisa nonton salah satu hari pas babak penyisihan dan finalnya, tapi ternyata waktu dan keadaan hanya mengizinkan untuk bisa nonton di babak final beregu putra, Minggu, 9 Februari 2014.

Berangkat sekitar jam setengah sembilan dari kos, sampai DBL sekitar jam sembilan. Sesampainya disana, ketika mau parkir motor, aku dihadang calo yang menawarkan tiket seharga seratus lima puluh ribu. Tanpa ambil pusing, aku langsung bilang ke dia, "Calo, ya?" dan tancap gas menuju parkiran. Aku sudah tak peduli lagi dengan ekspresi wajah calo tersebut. Setelah beli tiket di ticket box, aku masuk ke arena pertandingan. Waktu itu tempat duduk yang terisi baru sebelah barat dan timur. Aku beruntung dapat tempat duduk di belakang 'orang-orang penting', hanya berjarak dua tempat duduk dari Gus Ipul (wakil gubernur Jawa Timur) yang hadir pas pertandingan antara Simon Santoso melawan Nguyen Tien Minh.

Di tengah pertandingan Hi Qua Wima Surabaya melawan Unysis Japan yang memperebutkan tempat ketiga yang berakhir dengan kemenangan Hi Qua Wima dengan skor akhir 3-2, ada hal yang berhasil mencuri perhatian penonton DBL, yaitu yel-yel putri-putri Unysis dengan suara khas cewek Jepang yang agak cempreng. Hehehe.. :p

Setelah pertandingan antara Hi Qua dan Unysis selesai, ada hiburan dari band perkusi (aku lupa namanya) dan juga cheerleader (lupa juga namanya). Bertepatan dengan dimulainya pertandingan final antara Jaya Raya dan Musica Flypower Champion, DBL penuh oleh penonton. Teriakan-teriakan INDONESIA (baca: IN DO NE SIA prok.. prok.. prok.. prok.. prok..) mulai bersahut-sahutan memenuhi arena. Sebelum pertandingan dimulai, pemain-pemain dari kedua tim foto bersama. Karena aku tidak buka internet sama sekali, jadi aku tidak tahu daftar pemain yang diturunkan oleh masing-masing tim. Waktu itu aku masih mencari-cari Angga, kenapa anak ini tidak ada saat foto bersama dan tidak ada di bangku Jaya Raya.


Pertandingan dimulai oleh Kenichi Tago (pemain asal Jepang) dari Jaya Raya melawan Alamsyah Yunus dari Musica Flypower Champion. Permainan Alam yang ulet dan dukungan penonton di DBL Arena ternyata tak cukup untuk menandingi permainan Kenichi Tago. Setelah Tago menang, dia berniat melemparkan raketnya ke penonton, tapi raket itu malah berputar berbalik arah. Untung saja, jatuhnya masih di sekitar lapangan dan tidak mengenai siapa pun. Dilanjutkan dengan pertandingan antara Markis Kido/ Hendra Setiawan yang mewakili Jaya Raya melawan Rian Agung Saputro/ Wahyu Nayaka dari Musica. Pertandingan kedua yang dimenangkan oleh Kido/Hendra dengan rubber set ini adalah pertandingan kelas dunia yang sangat menghibur.

Jaya Raya yang telah memimpin dengan skor 2-0 atas Musica mengutus Nguyen Tien Minh (pemain asal Vietnam) untuk menentukan kemenangan Jaya Raya dengan melawan Simon Santoso yang ditugaskan Musica untuk memperpanjang nafas mereka. Penonton di DBL, termasuk aku tentu saja mendukung Simon. Untuk aku pribadi, alasannya adalah ingin melihat Angga main. Di tengah-tengah riuh penonton yang mendukung Simon, sebagian penonton tersedot pada seorang penonton 'gila' yang berulah aneh yang tentu saja mengundang tawa. Sedangkan untuk aku, fokusku pada pertandingan mulai terpecah ke putri-putri Jaya Raya yang mulai hadir mendukung timnya di bangku Jaya Raya. Mereka adalah Bellaetrix Manuputty, Rizky Amelia Pradipta, Greysia Polii, Firdasari, Nitya Krishinda dan Della Destiara Haris.




Sebelumnya, pertandingan partai keempat adalah pertandingan yang paling aku tunggu-tunggu, tapi semuanya berbuah kecewa ketika Jaya Raya menurunkan Markus/Bona. Tidak dimainkannya Angga adalah kesalahan Jaya Raya dan kekecewaanku (belakangan aku ketahui bahwa Angga sakit). Pada waktu itu aku berasumsi, apakah Angga 'sungkan' melawan tim yang ada Hariyanto Arbi di dalamnya yang notabene adalah pemilik flypower (brand yang menyeponsori dirinya). Pertandingan yang ketat sudah kurang menarik lagi di mataku. Di game ketiga setelah interval, penonton di DBL seperti kesurupan. Kemeriahan benar-benar pecah karena provokasi dari offisial masing-masing tim. Provokasi offisial dari Jaya Raya yang melibatkan kehebohan Bella dan Greys ternyata kalah dari offisial Musica. Ditambah dengan pesona Vladimir Ivanov (pemain asal Rusia) yang menjulang bak tiang listrik mampu menghipnotis penonton DBL, sehingga penonton DBL lebih dominan mendukung Musica. Mungkin karena kemeriahan yang begitu luar biasa yang kurang mendukung mereka inilah yang membuat Markus/ Bona yang sudah unggul, banyak melakukan kesalahan sendiri dan akhirnya kalah. Aku yang sejak awal mendukung Jaya Raya, dengan alasan masih kecewa berbalik mendukung Musica dengan hebohnya. Walaupun aku tahu kalau di partai ini Jaya Raya kalah, kesempatan untuk menang sangat kecil karena pemain yang diturunkan Musica adalah Lee Hyun Il (pemain asal Korea Selatan) yang sudah sangat berpengalaman.

Benar saja, pertandingan antara Lee Hyun Il dan Wisnu Yuli sangat garing. Dukungan penonton untuk Wisnu rasanya tak banyak membantu karena kekuatan yang memang sangat timpang. Jujur, aku banyak manyun di partai ini. Selain aku kurang menyukai pertandingan tunggal, perutku mulai menyanyikan kelaparannya. Pertandingan di partai ini juga sangat membosankan karena Wisnu didikte abis sama Lee. Dan akhirnya Musica Flypower Champion menang 3-2 dari Jaya Raya Jakarta.


Acara ini ditutup dengan modern dance dan pemberian doorprize untuk penonton. Karena jam sudah menunjuk di angka enam lebih, akhirnya aku memutuskan pulang. Sebelum keluar dari DBL Arena, aku narsis-narsisan dengan bergaya ala juara di podium yang disediakan di hall DBL. Secara bisnis, acara kali ini sangat menjual. Dan dari segi hiburan juga sangat menghibur. Tapi bukan berarti tanpa cacat, karena memang tak ada yang sempurna. Semoga penyelenggaraan berikutnya lebih baik dari sekarang. Dan semoga di Surabaya lagi, DBL lagi. Hehehe.. :p

JAYALAH BULUTANGKIS INDONESIA!! :)


Salam,
@AriOtnaigus