Senin, 05 Mei 2014

Angga dan Tiara, Semoga Berjodoh

Saya ucapkan selamat berjuang untuk sepuluh putra dan sepuluh putri terbaik yang telah dipilih untuk mewakili Indonesia dalam ajang Thomas Uber Cup 2014 di India nanti. Keputusan telah diambil dan tim telah dibentuk. Setiap keputusan tak mungkin bisa menyenangkan semua orang. Namun sekarang bukan saatnya lagi untuk memperdebatkan "seharusnya ini masuk tim" atau "seharusnya itu tak pantas menjadi bagian tim", karena sudah seharusnya masyarakat Indonesia mendukung sepenuhnya tim yang akan berjuang dan mendoakan semoga tim Indonesia mampu mencapai hasil maksimal dan dapat memenuhi apa yang ditargetkan oleh PBSI dengan membawa Piala Thomas "pulang" ke ibu pertiwi.


Jika sekarang banyak yang memprediksi dan membaca peta kekuatan tim Thomas Uber negara-negara lain, alam khayalku justru seperti dibangunkan kembali untuk menelaah lebih jauh tentang "garis jodoh" Angga Pratama dan Tiara Rosalia Nuraidah. Kedua pemain tersebut adalah favorit saya (plus Suci Rizky Andini). Ini bukan tentang kisah asmara dua insan manusia, tapi ini adalah harapan saya. Semoga Angga dan Tiara "dijodohkan" dan kemudian "berjodoh" bermain di ganda campuran. Keduanya mempunyai kemampuan di atas rata-rata. Selain di kelas junior, mereka belum pernah dicoba dimainkan di ganda campuran. Ini sama saja mengacuhkan bakat mereka. Padahal mereka berdua dapat meraih hasil yang cukup bagus bermain rangkap saat di kelas junior.

Ada fakta menarik tentang Angga dan Tiara. Angga adalah juara ganda putra AJC 2009 berpasangan dengan Yohanes Rendy Sugiarto. Kemudian di WJC di tahun yang sama, Angga "hanya" mampu mendapatkan medali perunggu di ganda putra dan gagal mencatatkan namanya di posisi tertinggi dan harus berpuas sebagai runner up di ganda campuran berpasangan dengan Della Destiara Haris. Sementara Tiara berpasangan dengan Suci mampu berdiri di podium tertinggi ganda putri pada ajang AJC 2011. Bersama Suci pula, duo behel ini meraih medali perunggu ganda putri di WJC 2011. Namun ketidakberuntungan harus diterima lagi oleh Tiara di ganda campuran di kejuaraan ini. Berpasangan dengan Ronald Alexander, Tiara kalah dari teman senegara Alfian/Gloria di final dan harus berpuas dengan medali perak di leher. Uniknya, hasil yang sama yang diraih Angga dan Tiara tersebut diperoleh pada kesempatan terakhir mereka masing-masing berlaga di kejuaraan junior. Meskipun Tiara dan Suci juga pernah meraih perak ganda putri di WJC 2009.

Ironis sekali jika melihat prestasi mereka di kelas junior yang cukup baik bermain di dua nomor, ketika masuk level senior justru seperti "dipaksa" untuk bermain di satu nomor saja. Melihat permainan mereka yang fleksibel, saya masih terus yakin bahwa jika pelatih mau memasangkan mereka, mereka akan menjadi kekuatan baru ganda campuran kuat dunia. Ini akan menjadi menarik jika lawan menggunakan strategi menarik Tiara ke belakang, maka Angga akan berduel di depan net dengan pemain putri lawan. Tiara mempunyai serangan yang cukup bagus di garis belakang, sementara Angga yang mempunyai smash keras juga memiliki kekuatan di bola-bola drive. Keduanya juga mempunyai pertahanan yang rapat dan pukulan yang bervariasi. Selain itu, mereka sama-sama memiliki bola-bola "ajaib" yang tak terduga.

Tapi semuanya tetap menjadi keputusan pelatih dan pengurus PBSI. Apakah mereka melihat seperti apa yang saya lihat. Itu semua memang hanya harapan saya, namun besar harapan saya agar itu semua bisa terwujud. Sebelum semuanya menjadi terlambat. Kita tak pernah tahu hasilnya jika tak pernah dicoba, bukan?


Salam,
@AriOtnaigus :p


*gambar diambil dari sini