Senin, 28 Oktober 2013

Dia yang Tak Kunjung Datang

Di sudut tersepi dia bersembunyi
Menyesatkanku pada kamar dingin bernama sunyi
Jika dalam gelap bayangannya menghilang
Kenapa dia tak memelukku di sorot cahaya benderang
Harusnya kita menyatu dalam pekat
Nyatanya betapa mudah dia lupa jika kita telah bersepakat
Untuk berjanji setia yang tak perlu kita debat
Aku mencarinya
Tapi semua jejak langkahnya dia buang
Aku menunggunya
Tapi dia telah melupakan jalan pulang

Ini cangkir kopi ketujuh
Masih kurapalkan mantra rindu usang yang tak pernah melumpuh
Cangkir kedelapan, kesembilan, kesepuluh dan kesebelas
Kenangan tentangmu yang menusuk rasaku kian membekas
Teriakan seperti apa yang sanggup memanggilmu segera kembali
Sementara kata-kata yang mewujud suara hanya terdengar geli
Menelan lagi huruf demi huruf yang telah kumuntahkan
Adalah pilihan untuk aku tetap bertahan

Kini setiap langkahku habis untuk menghitung waktu
Hingga jariku tak cukup dan aku hanya bisa menggerutu
Mengumpat mereka yang tak bisa mencipta rumus rindu
Tiap hariku, menit dan detikku berubah sendu
Menyaksikan harapan dan nafasku yang saling beradu
Memburu detak jantung untuk tak lagi bernyanyi merdu
Aku carut marut di malam yang kian larut
Aku lebam di suasana yang semakin menghitam
Aku menangis di tengah rintik hujan gerimis
Aku tersiksa disaat sepi berkuasa


*Ditulis ketika lampu bohlam di kepalaku malas berpijar,
  inspirasi yang kucari enggan singgah untuk menyapa,
  dan sel-sel otakku sedang mengering.

Salam,

@AriOtnaigus

Selasa, 08 Oktober 2013

"Intim Berdua" Dengan ADA Band di Jatim Fair

Hello dunia selamat malam Minggu
Beri malam yang tak terlupakan
Menyentuhmu dengan kata indah
Wangi aroma intim berdua

Meski bukan malam Minggu. Kamis lalu, 3 Oktober 2013, ADA BAND manggung di Jatim Fair 2013. Hal yang sudah lama aku tunggu. Sebenarnya sebelum berangkat nonton, gejala flu sudah mulai kurasakan, "awak nggreges" kalau istilah jawanya. Tapi karena sudah janjian sama teman sejak kapan tahu, akhirnya berangkatlah kita sepulang kerja. Sampai di lokasi hampir jam delapan malam dan disana Pakdhe Karwo masih memberikan sambutan pembukaan Jatim Fair 2013. Setelah selesai sambutan dari Pakdhe Karwo, ada pesta kembang api yang sangat indah. Romantis menurut mereka yang sedang kasmaran. Sementara bagiku cukup membayangkannya saja. Hahaha..

ArmADA dan penonton sudah berjejalan di depan pintu masuk. Sementara gerbang masih ditutup karena lokasi masih dibersihkan dari kursi-kursi yang digunakan untuk tamu-tamu undangan di acara sebelumnya. Sekitar jam sembilan gerbang dibuka, semua berlari untuk berebut di posisi terdepan. Dan aku pun tersugesti untuk ikut-ikutan lari mencari tempat. Nggak sia-sia, aku dapat tempat depan panggung sebelah kiri, tepat di depannya Mas Dika.



Dibuka dengan empat orang sexy dancer yang "hot" abiz. Selanjutnya kita dipaksa untuk mendengarkan celoteh dari duo MC, Iqbal dan Felicia yang garing cenderung jayuz (piss masbro dan mbaksist.. :p). Akhirnya Ada Band tampil juga dengan membawakan lagu pembuka "Langit Tujuh Bidadari". Semua langsung ikut bernyanyi dan jingkrak-jingkrak bareng Ada Band. Walaupun panas kota Surabaya waktu itu terasa sekali, namun tak mengurangi semangat kami untuk ikut bernyanyi dan berjoget bareng Ada Band. Aura dan energi Ada Band waktu itu benar-benar luar biasa. Energi itu pun menular kepada kami sehingga keringat yang telah membanjiri tubuh pun sudah tak kami hiraukan. Bau badan sudah kami abaikan. Hehehe..
 

Awalnya aku merasa berada di surga, karena di sekelilingku rata-rata cewek. Kalau  masih menganggap wanita itu lemah, coba pikir-pikir lagi deh. "The power of woman" kurasakan betul waktu sang vokalis, Donnie turun panggung menawarkan tangannya untuk disambut oleh cewek-cewek yang sejak awal konser teriak-teriak histeris. Aku yang awalnya di barisan depan dipaksa mundur beberapa langkah, terdesak oleh mereka.

Si Abang Donnie yang waktu itu tampil gokil dengan aksi panggung yang "gila" tetap menjadi perhatian utama sebagian besar penonton, khususnya cewek. Mas Dika yang berdiri tepat didepanku tampak selalu menebarkan senyum kharismatiknya. Mas Marshal yang berada di kanan panggung, malam itu tetap tampil cool seperti biasanya. Sebenarnya aku kasihan melihat Mas Adhy yang kelihatan kepanasan luar biasa di belakang drumnya. Dia juga paling susah diambil gambarnya karena jauh banget di belakang.






Kalau tidak salah ingat, malam itu Ada Band membawakan 13 lagu. Dibuka dengan Langit 7 Bidadari, lalu Pemain Cinta, setelah itu (lupa urutannya) Jadikan Aku Raja, Surga Cinta, Yang Terbaik Bagimu, Masih, Manusia Bodoh, Karena Wanita, Manja, Beib, Pemujamu, Intim Berdua dan ditutup dengan lagu Kau Auraku. Tema malam itu mungkin bisa disebut "anti galau", karena semua lagu dimainkan dengan musik dance. Bahkan lagu mellow galau seperti Masih, Manusia Bodoh dan Jadikan Aku Raja menjadi up beat dan asyik buat goyang. Secara keseluruhan aku sangat terhibur dan menikmati penampilan mereka malam itu. Bahkan demamku yang semakin naik bisa terlupakan oleh aksi yang mereka sajikan. Skill-skill ciamik diperlihatkan oleh betotan bass Dika, petikan gitar Marshal dan gebukan drum Adhy di tiap perpindahan lagu yang satu ke lagu lainnya. Aku hanya mati gaya dan mati kata di lagu Beib karena belum hafal liriknya. Bagian paling asyik, tetap koreo ala boyband oleh Donnie, Dika dan Marshal di lagu Intim Berdua. Dan Mas Dika yang mengambil bagian rap di lagu ini, lumayan untuk ukuran bukan rapper. Hahaha..


Acara selesai sekitar pukul sepuluh malam. Niatnya langsung pulang karena demam sudah mulai tinggi. Namun langkahku terhenti ketika segerombolan orang berkerumun di depan tenda artis yang dijaga ketat oleh pihak keamanan. Pikirku waktu itu, nanggung kalau CD yang telah aku siapkan dari rumah nggak bisa ditanda tangani oleh mereka. Cukup lama menunggu, akhirnya aku meminta bantuan mas wartawan yang aku lupa nanya namanya (makasih banyak mas!). Namun itu pun juga cuma dapat tanda tangannya Donnie. Kemudian Donnie keluar dari tenda (lumayan bisa tos-tosan sama Donnie). Tak lama disusul Mas Dika keluar. Nanggung lagi kalau cuma dapat tanda tangannya Donnie, dengan melepas sejenak urat malu, aku teriak memanggil Mas Dika sambil melambaikan CD. Gayung bersambut, Mas Dika menghampiriku dan menggoreskan tanda tangannya di CD koleksiku. Masih berharap Mas Marshal dan Mas Adhy keluar, tapi ternyata mereka berdua sudah tidak ada di tenda. Cukup kecewa. Karena sudah larut malam dan esok paginya harus kerja, akhirnya kuputuskan untuk pulang.

Secara pribadi, walaupun nggak dapat stick drumnya Mas Adhy dan tanda tangannya, pick gitarnya Mas Marshal dan tanda tangannya (kalau tidak salah, pick gitarnya justru hilang di taman buatan depan panggung dan dicari banyak orang seusai konser, hehehe..), namun dapat tanda tangan Bang Donnie dan Mas Dika sekaligus bersalaman dengan mereka adalah keberuntungan bagiku. Terima kasih Bang Donnie. Terima kasih Mas Dika. Terima kasih Mas Marshal. Terima kasih Mas Adhy. Terima kasih ADA Band. Suwune sing uakeh yo cak yo.. Ojok kapok yo.. Tak enteni maneh.. :)


Salam,

@AriOtnaigus