Sabtu, 17 Agustus 2013

Ceritaku Tentang Bulutangkis Indonesia

Sesuatu yang agak aneh (bahkan menurutku) ketika tiba-tiba aku bercerita tentang bulutangkis. Sebelumnya aku ucapkan "SELAMAT" kepada Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dan Muhammad Ahsan/Hendra Setiawan yang telah berhasil menjadi juara dunia bulutangkis. Terima kasih kupersembahkan untuk mereka yang telah memberikan kado indah untuk kemerdekaan Indonesia yang telah mencapai usianya yang ke enam puluh delapan tahun. Di tengah euforia masyarakat akan keberhasilan mereka, banyak yang belum tahu perjuangan mereka di lapangan. Sungguh ironis, ketika kita dengan mudah menyaksikan pertandingan Barcelona atau Manchester United tapi sulit untuk menyaksikan perjuangan atlet kita yang bertanding membawa nama negara. Akan dengan mudah untuk kita melihat selebrasi Lionel Messi setelah mencetak gol, namun jarang kita melihat selebrasi seorang Liliyana Natsir ketika mendapat poin atau memenangkan pertandingan.

Tentu saja dua gelar juara dunia ini adalah angin segar bagi bulutangkis Indonesia. Ada orang yang menganggap kemenangan ini biasa saja karena dulu Susi Susanti, Riky/Rexy dan lainnya juga meraih hal serupa. Itu hal yang wajar karena tak banyak yang tahu kalau bulutangkis Indonesia pernah mengalami penurunan prestasi dan puncak kemrosotan itu terjadi di tahun 2012 dimana tradisi emas bulutangkis Olimpiade terputus. Olimpiade London 2012 adalah mimpi buruk bagi bulutangkis Indonesia. Indonesia gagal mendapat medali dan parahnya pemain ganda putri Indonesia terlibat kasus kecurangan yang sangat memalukan. Saking kecewanya, aku tak pernah mau menganggap Olimpiade London ada dan tak mau mengakui pemenangnya sebagai juara olimpiade. Tapi ada hal positif yang didapat dari kegagalan ini, yaitu mantan-mantan pemain bulutangkis yang dulu enggan mengurusi langsung kini bersedia bergabung dan terlibat dalam kepengurusan dan kepelatihan.

Aku yakin kalau 2013 adalah titik dimana bulutangkis Indonesia akan kembali meraih prestasi terbaiknya. Masa gelap itu pasti akan berlalu. Aku secara pribadi menaruh harapan besar pada pemain-pemain muda terutama Angga Pratama, Suci Rizky Andini dan Tiara Rosalia Nuraidah. Entahlah kenapa harus tiga orang itu. Mungkin cukup subyektif, namun aku melihat potensi besar pada mereka.

Inilah pendapatku untuk masing-masing sektor:

Tunggal Putra
Bulutangkis Indonesia memiliki sejarah bagus di sektor ini. Nama-nama seperti Rudi Hartono, Liem Swie King, Alan Budikusuma, Ardy Wiranata, Haryanto Arbi, Joko Supriyanto, Hermawan Susanto, Hendrawan dan Taufik Hidayat pernah mencatatkan namanya sebagai yang terbaik di kejuaraan-kejuaraan internasional. Untuk sekarang, Sony masih yang terbaik menurutku. Tommy yang baru saja meraih gelar di Singapura dan Hayom masih harus banyak pembuktian untuk meraih prestasi seperti pendahulu-pendahulunya. Simon sudah sulit diharapkan. Harapanku justru muncul untuk Jonathan Christie.

Angga Pratama
Ganda Putra
Ini adalah sektor andalan bulutangkis Indonesia sejak dulu. Dari enam medali emas yang pernah diraih Indonesia di olimpiade, setengahnya disumbang dari sektor ini. Riky/Rexy di tahun 1996, Chandra/Tony tahun 2000 dan Hendra/Markis di tahun 2008. Riky Subagja, Rexy Mainaky, Rudy Gunawan, Chandra Wijaya, Sigit Budiarto, Halim Haryanto, Tony Gunawan, Eng Hian dan masih banyak lagi nama-nama yang sukses meraih banyak gelar dari sektor ini. Jika sekarang perhatian tersedot untuk Ahsan/Hendra, aku justru tertarik mengikuti kelanjutan prestasi Angga Pratama/Rian Agung Saputro. Aku sangat menikmati setiap pertandingan mereka. Hanya menunggu faktor X menghampiri mereka untuk berdiri di podium tertinggi, karena syarat untuk menjadi juara sudah ada pada mereka. Aku melihat ada 'juara' di tengah nama Angga Pratama. Anak ini yang (mungkin) akan mewarisi kesuksesan senior-seniornya. Berharap pula pada Rendy Sugiarto, Berry Angriawan dan Muhammad Ulinnuha.

Tunggal Putri
Sulit menemukan penerus kesuksesan Susi Susanti dan Mia Audina di nomor ini. Sempat muncul harapan ketika Maria Kristin Yulianti mampu meraih medali perunggu olimpiade di tahun 2008, namun setelah itu Indonesia harus bersabar lagi. Lindaweni dan Bellatrix yang sekarang sedikit memberikan asa, yang lainnya entahlah.

Ganda Putri
Suci Rizky Andini
Tiara Rosalia Nuraidah

Hanya sektor ini yang belum pernah menyumbangkan gelar juara dunia dan medali olimpiade. Bahkan nama-nama seperti Lili Tampi/Finarsih dan Eliza/Zelin yang menjadi bagian merebut dan mempertahankan piala uber tahun 1994 dan 1996 belum bisa meraih banyak gelar bergengsi. Untuk sekarang, entah kenapa aku tak pernah berharap banyak pada Greysia Polii. Justru aku sangat berharap pada Suci dan Tiara. Jika mereka mau berpasangan (lagi), semoga saja ada sedikit nafas untuk sektor ini.

Ganda Campuran
Semoga estafet prestasi di nomor ini terus terjaga. Sejak Nova Widianto/Lilyana Natsir dan Flandy Limpele/Vita Marisa hingga sekarang Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir., sektor ini masih menjadi andalan Indonesia selain ganda putra. Sempat berharap pada Riky Widianto/Jenna Gozali, namun entah kenapa Jenna lebih memilih ganda putri. Ada keinginan pula melihat Angga/Tiara bermain di nomor ini. Tapi dengan tim ganda campuran yang sekarang, aku masih yakin prestasinya masih akan terus berlanjut.

Semoga pemerintah memberikan perhatian khusus pada olahraga-olahraga yang sering mengharumkan nama bangsa seperti bulutangkis dan angkat berat. Tak ada yang salah dengan bermimpi menjadi juara dunia sepakbola. Tapi kenyataannya bulutangkislah yang telah menjadi juara dunia (berkali-kali). INDONESIA, BISA!! :)




Salam,

@AriOtnaigus


*gambar diambil dari sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar