Jumat, 07 Desember 2012

Mengenang Kenangan

Dua hari ini aku seolah diajak untuk menengok ke belakang, seperti menaiki mesin waktu yang berjalan mundur ke kejadian-kejadian beberapa tahun yang lalu. Ketika aku membuka twitter, aku menjumpai tagar 90an yang pertama kali dibuat komedian kreatif, Denny Cagur. Segala sesuatu yang terjadi di masa itu, tentang trend-trend di masa itu, jajanan-jajanan era itu, mainan-mainan, film, musik sampai mitos-mitos yang 'hidup' di zaman itu. Pikiranku waktu itu langsung kembal;i ke masa itu, mengenang kembali kenanganku, mengingat-ingat lagi apa yang aku lakukan di zaman itu dan mencoba menyapa kembali era itu. Aku seperti dibuat 'hanyut' dalam memori di masa itu.Layaknya bertemu kembali dengan teman lama yang telah lama berpisah, diriku yang dulu seolah bercerita dengan diriku yang sekarang.

Aku suka mengenang, karena kelak aku dapat bercerita pada generasi mendatang. Aku suka kenangan, karenanya kujumpai senyuman. Aku suka mengingat, mengingat-ingat kejadiah indah, kejadian indah masa lalu yang kadang terlupakan.

Aku lahir di akhir tahun 80an, dan tumbuh sebagai anak-anak di tahun 90an. Aku merasa menjadi orang yang beruntung karena menjalani masa anak-anak di tahun itu. Aku mempunyai duniaku sendiri, mempunyai lagu-lagu dan idola seusiaku. Di tahun itu adalah tahun emas bagi penyanyi-penyanyi cilik. Siapa waktu itu yang gak kenal Melisa si 'Abang Tukang Bakso', si 'Lumba-Lumba' Bondan Prakoso, 'Ci Luk Ba' ala Maissy, 'Diobok-obok' sama Joshua 'Cit Cit Cuit', Trio Kwek-Kwek yang 'Kutakut Mamaku Marah', Tina Toon si Bolo-Bolo sampe 'Nyamuk Nakal' Eno Lerian. Tiap hari minggu dari pagi sampai siang, TV menyuguhkan tontonan khusus anak-anak. Anak-anak pun juga punya acara musik sendiri seperti Krucil, Klak Klik dan Pesta Ceria. Sekarang mana ada artis cilik yang benar-benar 'cilik', mungkin Ponari kali ya? eh Ponari artis bukan sih?Hehehe... :p

Keterbatasan di waktu itu membuat kita menjadi kreatif, membuat kita mau berpikir untuk mencioptakan mainan dengan memanfaatkan apa yang ada di sekitar. Dulu dikasih uang jajan seratus rupiah receh yang besar gambar 'gunungan' atau lembaran gambar perahu udah seneng banget, apalagi dikasih yang gambar monyet, itu udah banyak banget. Jajanan 'Anak Mas' dan permen karet 'YOSAN' yang hadiahnya ada di huruf N dan sampai sekarang belum pernah nemu, entah sebenarnya ada atau tidak huruf N nya gak pernah ada yang tahu.Hahaha...

Punya duit gambar 'Pak Harto Senyum' dulu berasa jadi orang kaya, sekarang punya uang lima puluh ribu gak kerasa sudah habis, seperti nngak ada artinya. Yang paling kuingat waktu itu, liat 'Sekaten' --acara adat dan tradisional Solo menyambut Maulid Nabi, pulangnya dibelikan celengan sapi dari tanah liat oleh bapak, aku isi dengan uang logam seratusan dan mecahnya setahun kemudian menjelang adanya 'Sekaten' lagi buat uang saku nonton.

Memang tak akan pernah habis buat bernostalgia dengan tahun 90an, masa kecil aku tumbuh. Namun waktu terus berjalan maju, kitapun harus berjalan maju pula. Biarlah yang lalu menjadi hal yang tak terlupakan, yang indah menjadi kenangan dan yang buruk kita jadikan pengalaman. Dan kini aku mtersenyum sambil mengingat-ingat... :)


Generasi 90an,

Ari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar