Sabtu, 09 Februari 2013

Merapikan Kata yang Berserakan

Rasa ini memang belum terucap, namun kuyakini suatu saat kan terungkap.

Ketika kehidupan memberikan tantangan, kita harus membayarnya dengan keberhasilan.

Senyumanmu adalah keindahan termahal yang selalu kurindukan.

Melangkah bukanlah hal yang mudah. Berjalan bukan perkara ringan. Tapi jika kau hanya diam, kau hanya akan melihat suram.

Bersabarlah! Aku masih berlayar. Percayalah! Kaulah pelabuhan terakhir untukku bersandar.

Tak ada yang benar-benar berakhir, karena akhir dari sesuatu adalah awal dari sesuatu yang lain.

Hadirmu secara sederhana justru mampu menghapuskan bayangan kelam yang dulu kuanggap sesuatu yang istimewa.

Kehilangan mungkin cara Tuhan mengajari kita menjaga apa yang telah ada dalam genggaman.

Ketakutanku dalam cinta adalah keberanianmu mempermainkan hati.

Lebih baik merasa menyesal karena salah jalan daripada merasa beruntung karena diam.

Sentuhan kasihmu telah menyentuh ruang kosong di hatiku yang selama ini belum pernah tersentuh.

Angkuh akan membuatmu jatuh. Terjatuh adalah pengingat agar tak angkuh.

Tak perlu perjanjian dalam bercinta. Tak butuh alasan untuk mencinta. Tak ada persyaratan di percintaan.

Bergerak memang penuh resiko, namun bukan berarti diam tak beresiko. Sementara sukses hanya datang pada mereka yang bergerak, bukan diam.

Kau beranjak dari hatiku dengan meninggalkan kerak luka yang begitu pedih.

Mundur tak selalu berarti menyerah. Kadang mundur untuk menyiapkan lompatan yang lebih jauh.

Mencintai tapi tidak dicintai dan dicintai tapi tidak mencintai sama beratnya. Tak ada yang lebih baik.

Semua yang ditanam dengan setengah-setengah tak akan berbuah maksimal.

Rindu akan hadirmu dan kesal akan tingkahmu berbenturan dalam hatiku. Menghasilkan aku yang termenung dalam serpihan bimbang.

Menyerah dan merasa kalah tak akan mengenalkan dan mengantarkanmu pada nikmatnya berjuang dan perasaan menang.



penikmat rangkaian kata indah,
 
@AriOtnaigus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar