Kamis, 17 Januari 2013

Misteri

Dearest..
#NoMention

 Hari ini aku ingin membebaskan perasaanku akan cinta. Aku ingin melepaskan jerat masa lalu yang sebenarnya belum tuntas rerselesaikan. Tentang cinta yang ingin kubukukan dalam album kenangan kisah cintaku. Tentang misteri yang tak ingin kuungkap lagi kenyataannya. Tentang rasa yang ingin kuisi dengan cinta yang baru. Aku sedang berusaha melahirkan perasaan yang baru dalam rahim hatiku.

Mungkin terlalu konyol untuk dimengerti jika aku masih menyimpan harapan pada sebuah cinta monyet. Cinta monyet yang kujaga, kupupuk dan kurawat sejak masih di sekolah dasar hingga kuputuskan untuk mengakhirinya dengan tulisan ini. Aku yang menanam namun aku yang harus mematikannya sendiri, ironis. Entah rasa apa waktu itu yang membuatku selalu terkagum, selalu tersenyum ketika melihatnya. Ah, benarkah aku merasakan getar cinta pertama di usia yang terlalu dini untuk kumengerti maknanya. Entahlah..

Hingga akhirnya waktu yang memisahkan kita, kau memilih sekolah yang dekat dengan rumahmu dan aku pun demikian. Rasa itu tak pernah terungkap. Aku menjalani kehidupan dengan rutinitas-rutinitas yang mengalir setiap hari dan aku aku hanyut mengikuti arusnya. Sampai suatu hari aku menerima sepucuk surat yang kau titipkan kepada salah seorang temanmu yang juga temanku. Seperti kisah-kisah cinta dalam novel, hatiku berbunga-bunga dan rasa yang lalu yang masih kujaga dan selalu kurawat ikut bergairah. Surat yang mendekatkan jarak dan waktu yang memisahkan kita, selalu aku tunggu. Cerita-cerita kecil seperti nilai-ilai rapotmu yang meningkat, kau jadi juara peralel di sekolahmu selalu membuatku ikut bangga dan tersenyum. Kau memang cerdas dan menarik.

Waktu berjalan, dan kau telah menjadi karya bagiku. Berpuluh-puluh puisi telah tercipta untukmu. Aku tak pernah mengerti, mengapa yang ada pada dirimu selalu memancing kata-kata indah tercipta. Tentang rambutmu, matamu, lekuk tubuhmu, gerakmu dan semua yang keluar darimu memikatku, mengundang pujian-pujian terlontar dari mulutku. Memasuki masa SMA, kita masih dan hanya terjalin dengan surat, tanpa pernah sekalipun bertatap muka. Rasa itu masih kujaga, namun aku merasa semakin tersiksa menyimpan rasa itu. Rasa yang sesungguhnya masih misteri. Mengagumimu bukanlah bahagiaku. Mengagumimu adalah luka bagiku, karena mengagumimu membuatku mengharapkanmu. Sementara mengharapkanmu seperti ku coba menangkap angin, begitu sulit. Huh..

Akhirnya aku terjatuh pada hati wanita lain, adik kelasku. Kita jadian, namun rasaku padamu tak mampu targantikan. Kau dan dia berbeda, namun terlalu jahat jikaku membanding-bandingkan kau dengannya. Kau menempati sebelah ruang dihatiku dan dia singgah di hati sebelahnya. Tapi yang pasti, dia telah ada dalam dekapku, sementara kau adalah rasa yang belum terungkap. Karena kemajuan tehnologi, kita tak lagi main surat-suratan. Kita berhubungan dengan SMS, namun aku seperti kehilangan dirimu. Aku merindukanmu dalam surat, karena memang ada kekuatan dalam bahasa surat yang tak mampu kutemui dalam barisan kata SMS yang kau tulis. Kita menjadi hambar. Aku pun juga mencoba menikmati rasa yang baru dan mungkin kau juga begitu.

Kita semakin menjauh dengan kesibukan masing-masing. Aku bersiap untuk ujian nasionalku dan kau entah sibuk dengan apa, mungkin kuliahmu. Ya, waktu SMA kau masuk kelas akselerasi dan kau kuliah di luar kota. Aku putus. Aku kembali mengharapkanmu, namun kau yang merasa lebih dewasa selalu salah menilaiku, aku yang selalu kau bilang ketus dan terlalu kekanakan untuk kau ajak bercerita. Atau mungkin memang aku yang salah, karena entah mengapa setiap mendapat SMS darimu aku menjadi salah tingkah, sehigga apa yang ingin kutulis selalu menjadi berbeda dengan apa yang terkirim untukmu. Kita kehilangan kontak, namun rasa itu masih kujaga.

Aku mengenal dunia twitter, dan aku mencarimu disana. Aku berhasil menemukanmu, kau telah menjadi orang yang sukses. Kecewa perlahan menjalariku ketika ada foto kau dengan seorang pria yang menggendong bayi perempuan mungil yang begitu lucu dan menggemaskan. Aku mencoba menolak kenyataan, namun nyatanya mereka adalah suami dan anakmu. Selamat berbahagia harapanku, selamat berbahagia rasa yang selalu kujaga, selamat berbahagia misteri yang tak sempat terungkap. Aku rela menunda senyumku jika ternyata itu mampu membuatmu tersenyum, karena senyummu adalah bahagiaku.

Dan kini aku telah membebaskan diriku dari jerat misteri dan harapan masa lalu. Kaulah kenangan terindahku, kaulah perjalanan cinta yang memainkan rasaku. Aku telah mendapatkan hati yang baru yang siap kuisi dengan misteri-misteri cinta yang baru. Izinkanlah kutuliskan lirik lagu dari ADA Band - Misteri.

Pertama ku melihat kau melangkah di depan mata
Tersenyum memandangku tak sadar jantung berdebar
Ada yang berbeda dari sikapmu yang tenang
Menggoda batinku ingin lebih mengenalmu

Kau misteri yang mainkan rasa
Hingga ku hanyut
Menyeretku ke sebuah cinta
Yang penuh keindahan

Malam semakin larut sinar bulan kian meredup
Ku menunggu hadirmu datang menjemput mimpi
Jangan pernah pergi gelisah jiwa tak menentu
Lelah ku tanpamu beku dalam sendirian


Salam,

@AriOtnaigus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar